A homepage subtitle here And an awesome description here!

Rabu, 28 Maret 2018

Ilmu

Pengertian Ilmu Dalam bahasa Arab kata Ilmu itu sendiri berarti mengetahu dan merupakan lawan kata jahlu yang artinya tidak tahu atau bodoh. Sedangkan menurut Istilah Ilmu atau yang lebih utama di sini adalah Ilmu syar’i adalah ilmu tentang penjelasan-penjelasan dan petunjuk yang Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala turunkan kepada rasul Nya atau dengan kata lain Ilmu yang menyangkut Alqur`an dan hadits. Meskipun demikian tidak berarti bahwa ilmu yang lain tidaklah penting atau dianggap dalam islam. Ilmu-ilmu yang ada dalam kehidupan manusia juga dapat dikatakan bermanfaat apabila ilmu tersebut menuntun manusia untuk lebih taat dan beriman kepada Allah SWT (baca fungsi iman kepada Allah SWT). Ilmu akan membuat seseorang mengetahui berbagai macam perkara dan menjauhkannya dari kebodohan sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah berikut ini “Katakan: “Apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui?” (Az Zumar : 9) Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Alloh mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19) Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS: Al Isra’ : 36) Ayat-ayat yang disebutkan diatas menunjukkan tentang kewajiban menuntut ilmu. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori : “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap mukmin” Hukum Menuntut Ilmu Adapun hukum menuntut ilmu dalam islam diantaranya adalah : 1. Fardlu ‘ain Menuntut ilmu hukumnya menjadi fardlu ‘ain atau wajib dilakukan oleh setiap muslim, terutama jika hal tersebut diperlukan agar umat muslim dapat menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Misalnya ilmu tentang ibadah yang menyangkut cara menunanaikan shalat wajib (baca keutamaan shalat dhuha), puasa ramadhan (baca puasa sunnah dan keutamaan puasa daud), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima zakat dalam islam) haji dan lainnya. Ilmu tersebut menjadi wajib diketahui karena tanpa adanya pengetahuan dan ilmu tentang ibadah-ibadah tersebut, tidaklah sah ibadah seseorang (baca hal-hal yang menghapus amal ibadah dan hal yang penyebab amal ibadah ditolak). Dengan demikian menuntut ilmu wajib dilakukan, adapun para orang tua sebaiknya menanamkan ilmu agama pada anaknya sejak usia dini dan mengerti pentingnya pendidikan anak dalam islam (baca cara mendidik anak dalam islam dan cara mendidik yang baik menurut islam) 2. Fardlu kifayah Pada mulanya hukum menuntut ilmu adalah fardlu kifayah. Namun jika sudah ada sebagian orang yang mengerjakan atau menuntut ilmu tersebut maka bagi yang lain hukumnya sunnah. Hal-hal lain dalam agama islam dan kewajiban menuntut ilmu yang tidak termasuk dalam hukum menuntut ilmu yang bersifat fardlu ‘ain di atas hukumnya adalah fardlu kifayah. Misalnya dalam menuntut ilmu-ilmu lain diluar ilmu yang menjadi dasar ibadah wajib. Meskipun demikian, jika seseorang menyadari bahwa ia menuntut ilmu yang merupakan fardhu kiyayah, ia tetap mendapatkan pahala dan tentunya mendapatkan ilmu tentang hal yang dipelajarinya misalnya saat mempelajari ilmu Alqur’an (baca manfaat membaca Alqur’an). Pentingnya Menuntut Ilmu Hukum menuntut ilmu adalah wajib bagi umat islam dan adapun beberapa hal yang menjadi landasan pentingnya menuntut ilmu adalah sebagai berikut : 1.Perintah Membaca dari Allah SWT Pentingnya menuntut ilmu adalah seperti yang difirmankan oleh Allah SWT saat menurunkan ayat Alqur’an yang pertama dan di awali dengan kata “bacalah”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa membaca, dan menuntut ilmu sangat penting bagi umat islam baik bagi pria maupun wanita. 2. Orang berilmu memiliki kedudukan yang mulia Orang berilmu atau ulama memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW : “Saya mendengar Rasulullah _ berkata: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan menyiapkan jalan baginya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu itu dimintakan ampunan oleh apa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi hingga ikan-ikan di laut yang terdalam. Kelebihan orang berilmu atas orang beribadah adalah seperti kelebihan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar juga tidak dirham namun mereka mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh ia mendapatkan keberuntungan yang besar.” 3. Menuntut ilmu sama seperti berjihad Islam juga menekankan betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia diantaranya seperti yang dijelaskan dalam QS. al-Taubah ayat 122, Allah swt. berfirman: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa meskipun kewajiban jihad penting dalam islam, orang yang berjihad tetaplah harus menuntut ilmu atau jika sebuah golongan akan berperang hendaknya mereka menyisakan beberapa orang untuk tetap tinggal dan tidak ikut berjihad melainkan untuk menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi berikutnya. Orang yang memiliki ilmu atau ahli ilmu lebih tinggi derajatnya dengan orang yang ahli ibadah karena saat mencari ilmu seseorang juga dianggap sedang melaksanakan jihad. 4.Perintah Menuliskan ilmu Pentingnya menuntut ilmu juga disuratkan dalam QS Al-Qalam ayat 1 dan 2 dimana Allah SWT bersumpah demi pena. Ayat tersebut menganjurkan pada manusia bahwa saat mencari dan menuntut ilmu, orang-orang beriman sebaiknya menuliskan ilmu tersebut dengan menggunakan pena saat bermuamalah agar ilmu tersebut tidaklah hilang dan dapat diteruskan bagi generasi selanjutnya untuk dipelajari dikemudian hari.

Bulan Rajab

Sesuai hitungan kalender hijriyah, bulan rajab merupakan bulan ketujuh. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram (suci) dan/atau bulan yang dimuliakan. Karena merupakan bulan haram, maka tidak heran jika dikalangan masyarakat muslim banyak yang melakukan amal-amalan ketaatan di bulan ini, termasuk menunaikan puasa sunnah rajab. Terdapat 4 (empat) bulan haram yang dikenal tradisi Islam, ketiganya secara berurutan adalah: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satunya adalah bulan Rajab. Beberapa alasan kenapa bulan-bulan tersebut dinamakan bulan haram adalah : Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan. (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36) keutamaan puasa di bulan rajab Allah SWT berfirman : إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At-Taubah : 36) Keutamaan Puasa Rajab Hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) itu cukup menjadi hujjah atau landasan mengenai keutamaan puasa di bulan Rajab. Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda “Puasalah pada bulan-bulan haram.” (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah riwayat al-Nasa’i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): “Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya’ban. Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'” Menurut as-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi, “Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang” itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya. Keutamaan berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis sahih imam Muslim. Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqa’dah, dzul hijjah, dan muharram. Disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan- bulan haram yaitu dzulqa’dah, dzul hijjah, rajab dan muharram. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab. Terkait hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasul SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim). Keistimewaan Bulan Rajab Berikut beberapa hadis yang menerangkan keutamaan dan kekhususan puasa bulan Rajab: Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab beliau berdo’a:“Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik). “Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan.” Riwayat al-Thabarani dari Sa’id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya…..” “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut”. Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Rajab itu bulannya Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku.” Sabda Rasulullah SAW lagi : “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini”. (ISNU) Sumber: Muslimoderat

Amalan hari jum'at untuk wanita

Seperti yang kita semua sudah ketahui jika hari yang sangat istimewa dalam satu minggu adalah hari Jumat. Hari raya umat Muslim dalam satu minggu yang ada pada hari Jumat tersebut memiliki amalan sunnah yang sangat banyak dan bisa dikerjakan atau dijadikan sebagai rutinitas ibadah di setiap hari Jumat tersebut. Pada hari yang sangat istimewa tersebut, akan sangat banyak pahala yang akan diturunkan sekaligus banyak juga kesempatan yang bisa kita pakai untuk menghapus dosa dan sangat disayangkan jika terlewatkan atau disia-siakan begitu saja. Untuk itulah, anda semua perlu mengetahui tentang amalan hari Jumat untuk wanita selengkapnya yang akan kami ulas berikut ini. 1.Perbanyak Membaca Sholawat Membaca sholawat untuk hari biasa, itu sudah akan memberikan banyak kelimpahan pahala dan syafaat Rasul kelak di yaumil kiyamah, khususnya jika ini dilakukan pada hari yang paling istimewa yaitu hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap hari Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti“. (HR. Al-Baihaqi) Rasulullah SAW juga bersabda, “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari jum’at, maka sesungguhnya ia disaksikan, disaksikan para Malaikat. Dan sungguh, sekali-kali tidaklah salah seorang diantara kalian bershalawat kepadaku kecuali shalawatnya akan ditampakkan kepadaku hingga dia selesai“. (HR. Ibnu Majah) “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku”. (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, An Nasa’i) 2.Perbanyaklah Doa Panjatkanlah juga doa yang baik di hari Jumat dan lebih banyak juga mengingat akan Allah seperti yang sudah dikatakan Rasulullah SAW saat berbicara tentang hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari itu ada saat yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya dalam keadaan dia berdiri shalat yang ia meminta sesuatu kepada Allah SWT melainkan akan dikabulkan oleh-Nya“. (HR. Bukhari) “Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (H.R. Bukhari dan Muslim) Yang dimaksud dengan detik terakhir di hari Jumat ini adalah saat menjelang waktu maghrib yaitu saat matahari akan terbenam. 3.Perbanyak Istighfar dan Dzikir Di hari Jumat juga, Allah akan melipat gandakan pahala untuk siapa pun yang datang dengan membawa amalan – amalan sholeh dan Rasulullah sendiri di setiap hari tidak pernah sekali pun lalai dalam membaca istighfar. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir kepada Allah. Sesungguhnya aku beristighfar seratus kali dalam sehari“. Selain membaca istighfar, ada hal lain yang juga disunnahkan yakni membaca tahlil, tahmid dan juga takbir, sementara untuk jumlahnya tidak ada ketentuan dan juga batasan sehingga kaum muslimah bisa membaca semampu dan sekuatnya. 4.Membaca Syair Abu Nawas Untuk kalangan santri salaf, membaca Syair Abu Nawas sudah biasa untuk dilakukan dan isinya adalah berupa pengakuan dan juga permohonan supaya dibukakan pintu taubat dan bacaan syairnya adalah: Wahai Tuhanku! Aku tidaklah pantas menjadi ahli surga Namun aku pun tak mampu dengan panasnya api neraka Maka Terimalah taubatku dan ampunilah dosaku Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar Imam Sayyid Bakri menukil perkataan Syekh Abdul Wahhab “Barang siapa membiasakan dua bait ini (2 paling atas) setiap hari Jumat, maka Allah SWT akan mengambil ruh pembacanya dalam keadaan Islam tanpa keraguan sedikitpun“. Untuk beberapa kalangan jumhur ulama, dua bait yang terdapat dalam Syair Abu Nawas ini dibacakan sebanyak lima kali di setiap hari Jumat. 5.Meningkatkan dan Memperbanyak Amal Ibadah Wanita juga hendaknya meningkatkan ibadah di hari Jumat melebihi dari hari biasanya seperti contohnya meningkatkan jumlah rokaat sholat sunnah, memperbanyak pemberian sedekah, membaca Al-Qur’an, lebih banyak menolong sesama umat muslim yang sedang membutuhkan pertolongan, menggerakkan sesama saudara muslim untuk terus berdzikir dan juga beramal shalih dan masih banyak lagi yang lainnya. Imam Ja’far Shadiq berkata, “Malam dan hari Jumat itu memiliki hak, maka jangan menyia-nyiakan kemuliaannya, jangan mengurangi ibadah, dekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal sholeh dan tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah telah melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan dan mengangkat derajat. Hari Jumat sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia“. 6.Membersihkan Diri dan Menyikat Gigi Dengan Siwak Sunnah untuk membersihkan diri ini tidak hanya berlaku untuk kaum laki – laki yang akan menunaikan sholat Jumat saja, akan tetapi juga untuk wanita yang disunnahkan untuk membersihkan diri di hari yang sangat istimewa yaitu hari Jumat. Selain itu, mandi pada hari jumat sendiri merupakan hal yang wajib bagi semua orang yang sudah baligh. Selain mandi pada hari Jumat yang memang merupakan hal yang wajib dilakukan untuk setiap umat muslim tidak terkecuali untuk wanita. Selain itu, hendaklah juga ia menyikat gigi dengan siwak. (H.R. Bukhari dan Muslim) 7.Shalat Dhuhur Pada Awal Waktu Meskipun tidak bisa menunaikan shalat Jumat, para muslimah juga bisa mendapatkan pahala sunnah dengan menunaikan shalat Shuhur di awal wakru dan tidak menunda-nunda apalagi melalaikan shalat tersebut. 8.Ziarah Kubur Pada malam atau di hari yang istimewa yaitu hari Jumat akan sangat baik jika ziarah ke kubur khususnya kubur orang tua kita dengan tujuan untuk mendoakan mereka dan mengambil hikmah serta pelajaran dengan bertafakhur dan mengingat tentang kematian. 9.Melakukan Sholat Tasbih Sholat tasbih juga sangat besar keutamaanya baik itu pada malam atau pada hari jumat seperti akan diampuni dari segala dosa dan lain sebagainya dan pekerjaan seperti ini akan sangat baik jika dilakukan pada hari jumat karena merupakan hari ibadah. 10.Memakai Pakaian Yang Terbaik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib bagi kalian membeli 2 buah pakaian untuk shalat jum’at, kecuali pakaian untuk bekerja” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani) Dalam hadits tersebut, Nabi mendorong umatnya tidak hanya kaum laki-laki namun juga perempuan untuk membeli pakaian khusus dan terbaik supaya bisa dikenakan pada hari yang sitimewa yaitu hari jumat. Akan tetapi, sangat disarankan untuk pria dan wanita muslim untuk mengenakan pakaian berwarna putih pada hari Jumat. “Kenakanlah pakaian-pakaian putih, karena pakaian putih adalah sebaik-baik pakaian kalian.” (H.R. Tirmidzi) 11.Memakai Minyak Wangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai dengan kemampuan dirinya, dan ketika imam memulai khutbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jum’at ini sampai Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam hadits tersebut, meskipun wanita tidak diwajibkan untuk menunaikan sholat jumat, akan tetapi tetapi harus menggunakan wewangian sebab hari Jumat merupakan hari ibadah dan menjadi hari terbaik bagi umat muslim. 12.Membaca Surat Al Kahfi Baik itu untuk umat muslim laki – laki ataupun wanita, keduanya mempunyai kesempatan yang serupa untuk membaca Surat Al Kahfi pada hari Jumat. Hari jumat yang dimaksud disini adalah karena hari Jumat yang menurut perhitungan kalender hijriyah yaitu mulai Kamis petang pada saat matahari terbenam sampai hari Jumat petang saat matahari terbenam. “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya antara dirinya hingga baitul Atiq.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Albani) 13.Memotong Kuku Ada beberapa riwayat yang menjelaskan tentang tata cara memotong kuku dan ini biasanya dilakukan pada hari Kamis, Jumat atau hari lainnya. Akan tetapi tidak ada dalil yang shahih yang memberikan batasan tentang waktu memotong kuku di hari tertentu. Akan tetapi, para ulama umumnya menganjurkan untuk memotong kuku yang kotor ini ada hari jumat mengingat hari jumat merupakan hari raya mingguan umat muslim.